Mencicipi Legitnya Sejarah Jenang Pasar Lempuyangan
oleh : Fitria Yusrifa
Lalu lalang Pasar Lempuyangan
tampak ramai pagi itu. Pengunjung yang didominasi ibu-ibu dan beberapa buruh
serabutan memenuhi spasi di pasar bernuansa hijau tua ini. Tak jauh dari pintu
masuk pasar, duduklah seorang perempuan berusia sekitar lima puluh tahun yang
tengah sibuk menyendokkan aneka jenang ke dalam lipatan daun pisang. Perempuan
itu tampak dikerubuti banyak pembeli. Maklum, jenang yang dijajakannya ini
sangat legendaris, bahkan telah menjadi langganan bagi beberapa pemimpin
terkemuka di Indonesia.
Adalah Bude dari Bu Gesti, nama
perempuan ini yang menjadi pencipta jenang legendaris itu. Sejak dahulu, Bude (tante) dari Bu Gesti sudah berjualan di Pasar Lempuyangan, bahkan sejak masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Setelah itu, diteruskan oleh
Ibunda Bu Gesti dan kini Bu Gesti lah yang mewarisi bakat membuat dan menjual
jenang legendaris itu. Konon, presiden Soeharto ketika berkunjung ke Jogja,
selalu memerintahkan ajudannya untuk membeli jenang ini. Tak heran, bila jenang
ini justru populer dengan nama Jenang Pak
Harto. Begitu pula Presiden Megawati Soekarno Putri, serta Sri Sultan
Hamengkubuwono X. Bahkan, pada hajatan mantu Sri Sultan HB X, jenang Bu Gesti
turut mengisi daftar menu yang dihidangkan.
Bagi anda yang ingin mencicipi
sajian kuliner legendaris ini, dapat melabuhkan pilihan pada berbagai jenis
jenang khas Jawa, seperti jenang sumsum putih, jenang sumsum manis, jenang
mutiara, dan jenang candil. Citarasa legit dan manis khas kudapan Yogya sangat
mendominasi rasa jenang ini. Ini karena sebagian besar jenang terbuat dari gula
merah dan aneka tepung yang telah diolah sedemikian rupa. Jenang candil menjadi
salah satu jenang yang terfavorit dan banyak diburu pembeli. Bulatan-bulatan
kecil yang sedikit kenyal akan memanjakan lidah para penikmatnya. Soal harga,
tentu sangat terjangkau. Hanya dengan Rp.4.000,00 anda sudah bisa menikmati
seporsi jenang legendaris ini lho. Nah, bagi pembeli yang ingin menikmati
keempat jenang, bisa memesan jenang campur kepada Bu Gesti.
Bagi wisatawan yang ingin mampir
sejenak untuk sarapan saat tiba di Jogja, tak ada salahnya bergerak ke arah tenggara
Stasiun Lempuyangan. Pasar Lempuyangan berdiri kokoh di tepi jalan, dengan cat
warna hijau yang mendominasi dinding-dinding pasar. Jenang legendaris ini akan
memanjakan lidah anda yang kelelahan setelah menempuh perjalanan sehari semalam
dari kota seberang. Selain kaya akan makna dan cita rasa, jenang Bu Gesti juga
turut melestarikan warisan leluhur khas kota Budaya ini. Sehingga bagi anda
yang ingin mengadopsi nuansa dan manisnya Jogja, tak ada salahnya mampir dan
membeli jenang ini sebagai menu sarapan. Tentunya harus datang sebelum jam
sembilan pagi ya, karena dalam hitungan jam, jenang ini telah tandas diborong
pelanggan!
Belum ada Komentar untuk "Mencicipi Legitnya Sejarah Jenang Pasar Lempuyangan"
Posting Komentar